Postingan

untukmu, yang sudah terpejam di ujung sana

dalam lelapmu aku menatap menanti waktu yang bisa membuat -  kita seatap. melihatmu menyata sikap dengan mantap untukmu yang sudah terpejam di ujung sana ada rindu yang ku harap turut jua menyapamu membisikkan untuk lekas pulang dan menemuiku datang bersama seikat bunga dan suara merdu

untuk pria di pojokan kedai dengan lampu pijar yang redup II

tak mampu ku lihat mata itu sebab tahu,  datangku sia-sia dan akan membuat luka biar ku lipat memori kita dalam selembar kertas cerita - yang berkisah mengenai seseorang yang nyaris mengisi  sesaat sebelum dia menghampiri -  di halaman tengah buku diary

untuk pria di pojokan kedai dengan lampu pijar yang redup

semilir angin yang begitu menyenangkan  adalah analogi hadirmu yang tak kuduga  begitu sederhananya kamu di mataku sangat sederhana hingga aku merasa bahagia sebab, sederhana adalah temanku sedari dulu dan aku menemukanmu dalam satu bentuk sama  tak perlu khawatir tak perlu cemas karena kamu mampu membuatku menjadi apa adanya singkat sekali malam kita namun, bagiku penuh makna dan aku padamu terpikat dalam kata yang tak terucap ntah mengapa

pagi

mentariku mulai tampak  cerah merona menyapa hangat  bersama salammu aku awali hari dengan harap kita bertemu lagi  di penghujung senja ini

seekor ikan kecil di lautan

siripku patah sebelah membuatku harus berenang ke sana ke mari dengan susah payah  aku tak lagi seperti yang lainnya sebab siripku patah sebelah  ombak ini, sulit sekali ku lawan sendirian  entah ke pesisir mana aku akan terhampar  hanya anganku tak berhenti berkelana  tubuh pun tak jua henti berusaha 

kamu

malam itu, kita bertemu kamu dengan perasaanmu aku dengan perasaanku  ku pikir akan membisu rupanya, kita putuskan  tuk mulai melaju  ke mana kapal ini akan berlabuh? ku harap, bersamamu